Thursday, November 21, 2013

Hal kekuatiran

1. Tuliskan ayat tentang kerajaan sorga yang terdapat di Roma 14 ayat 17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. 

2. Tuhan Yesus mengajarkan untuk kita tidak kuatir di Matius 6 ayat 34
 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

3. Carilah dan tuliskan ayat mengenai apa yang harus kita dahulukan dan baca di Matius 6 ayat 33
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33)

4. Apakah hati anda selalu diliputi rasa kuatir?
Hati saya tidak selalu diliputi rasa kuatir, tetapi sebagai manusia, saya sering juga diliputi rasa kuatir ketika saya berada dalam keadaan di mana saya cenderung melihat belum ada jalan keluar atau solusi yang bisa saya lakukan.

5. Sebutkan apa saja yang masih anda kuatirkan?
Saat ini saya tidak kuatir tentang apapun. Karena Tuhan sudah membukakan mata saya, bahwa Tuhan sudah merancang sedemikian rupa hidup kita, Dia bentuk kita melalui proses, di mana ada suka dan duka yang pastinya kita hadapi dan jalani. Tetapi semua hal itu adalah baik adanya. Jadi saya tidak kuatir lagi akan suatu hal. Saya hanya harus menghadapi dan menjalani ujian tersebut. Karena Tuhan akan tetap bersama dengan kita.

6. Sudah Anda milikikah tentang damai kebenaran dan sukacita itu?
Sudah, karena damai kebenaran dan sukacita itu berasal dari Tuhan yang diberikan kepada saya agar supaya  hidup saya diubahkan semakin baik di dalam kasih, damai dan sukacita hari demi hari.

7. Tuliskan ayat di Efesus 2:8
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. 

Wednesday, November 13, 2013

Cara Belajar



1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghafal.
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hafal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihafal itu. Jadi sebelum mengfapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar.
 Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hafalkan kata-kata kunci.
Kadang, mau tidak mau kita harus menghafal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hafalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama- nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat.
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama loh. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman.
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar.
 Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita.
 Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat.
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru. Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur – tak perlu detail – berarti kita sudah paham.

10 tips diatas tidak akan berarti jika Anda sendiri tidak memiliki motivasi untuk belajar, tingkatkan motivasi belajar Anda, lalu ikuti tips belajar efektif diatas, Barengi belajar dengan doa yang tulus kepada Tuhan, agar diberikan hasil yang maksimal, semoga berhasil!!! :)















Akibat Perbuatan Mencontek


 Hari ini adalah hari ke-4 dari minggu pertamaku setelah ujian tengah semester. Sudah ada beberapa hasil ujian yang dibagikan. Sebagian anak senang dengan hasilnya dan sebagian lagi menyesal karena hasil ujiannya tidak lebih tinggi dibanding teman-temannya. Kau tahu? Aku juga sangat bersyukur atas hasil yang kuperoleh. Namun sebenarnya bukan hanya itu yang aku mau. Kupikir dengan adanya aku melakukan hal yang benar, teman-temanku akan mengikutiku. Tetapi tidak! Mereka berbuat sesuka hati mereka, menoleh ke kanan dan ke kiri saat ujian berlangsung, ataupun membuka buku yang diletakkan di laci mejanya. Tunggu… kau pikir aku adalah orang yang sok sudah benar. Tidak, aku juga bukanlah orang yang 100% benar, namun aku tahu caraku lebih baik dilakukan, kalau memang ingin mengubah hidup lebih baik.
            Sebagian temanku sudah mulai berubah. Tapi tak sedikit juga yang goyah untuk tetap mencontek saat ujian. Teman, jujur aku begitu kesal dengan ini semua, bukan karena aku iri melihat anak yang mencontek nilainya lebih tinggi dan bahkan bisa 9 ke atas, bukan! Tapi ini semua hanya mendatangkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kau mengira aku hanya omong kosong doang? Aku sendiri yang pernah mengalaminya. Kau tahu, kemarin, ujianku di salah satu bidang pelajaran yang aku bisa dibagikan. Aku kira, aku bisa mendapatkan nilai maximal paling tidak diatas kkm. Tapi apa nyatanya. Hanya sebuah lembar jawabanku yang diberi sebuah tanda tanya besar. Aku tidak mengerti apa kesalahanku, karena aku merasa bisa menjawab semua pertanyaannya dengan benar dan lengkap. Aku bertanya kepada guruku. Dan kau tahu apa jawaban beliau? Guru itu mengira bahwa aku mencontek buku, hanya karena beliau mengetahui satu anak yang saat itu  mencontek buku. Sehingga anak itu juga bisa menjawab semua pertanyaan dengan lengkap dan benar. Tapi aku tidak seperti itu. Aku mencoba menjelaskannya, bahkan aku berani mengatakan untuk menjawab pertanyaannya kembali. Dan syukurlah, guru itu mengerti, beliau mengatakan bahwa inilah akibatnya jika sudah ada satu anak saja yang tidak jujur saat mengerjakan, teman yang lainnya bisa menjadi korban atas ketidakpercayaan. Dan puji Tuhan, aku mendapatkan max score.

Sudahkah kau paham? Atau masih mengira bahwa ini hanya lelucon belaka? Aku rasa, aku tidak perlu menjelaskannya lagi. Karena aku tahu, sebenarnya kita semua mengerti apa kerugian yang ditimbulkan akibat mencontek, toh guru kita juga pernah menjelaskannya. Sekarang, semua keputusan ada di tangan kalian. Adakah kata hati yang mengatakan mau berubah? Lakukanlah… 

Resep Hadapi Ujian

ReSep BeLaJar HaDaPi UJiAn : 

 
1. Belajar Kelompok
kegiatannya membhas peljaran yg belum dipahami o/ semua ato sebagian kelompok blajar baik yg sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.

2. Rajin membuat catatan intisari
bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di krtas ato buku kecil yg dapat dbawa kemana-mana sehingga dpat dbaca di mana pun kita brada. namun ctatan tsb jgn dijadikan media mencontek karna dpat merugikan kta sendiri.

3. Membuat perencanaan yg baik
buat rencana blajar yg diprioritaskan pda mata pelajaran yg lemah. buatlah jadwal blajar yg baik.

4. Menjadi aktif bertanya dan ditanya
jika ada hal yg belum jelas, maka tanayakanlah kpd guru, teman ato ortu. jika kita bertanya biasanya akan ingat jawabannya. jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji org yg kita tanya. tawarkanlah kpd tman u/ bertanya kpd kita hal" yg belum dia phami.

5. Jujur dalam mengerjakan ulangan dan ujian
mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. kebohongan bagaimanapun tdk dapat ditutupi terus-menerus dan cenderung u/ melakukan kebohongan selanjutnya. anggaplah dg menyontek pasti ketahuan guru n memiliki masa dpan sbg penjahat apabila kita melakukan kecurangan.

moga tips blajar ni memberikan manfaat bgi kita semua... Amien...

Dimensi Jiwa ( IQ, EQ, SQ, CQ dan AQ )



IQ (INTELLEGENCE QUOTIENT):


Pada umumnya IQ rata-rata orang diberi angka 100.
“IQ hanya digunakan antara lain membayangkan ruang, melihat lingkungan sekeliling secara runtut dan mencari hubungan antara satu bentuk dan bentuk lainnya. Tetapi IQ tidak mengukur kreativitas, kemampuan sosial, dan kearifan seseorang.



Sementara itu, kecerdasan anak dilihat dari pemahaman dan kesadaran terhadap apa yang dialaminya. Kemudian di dalam pikirannya, pengalaman itu diubah menjadi kata-kata atau angka. Karena itu, Kita harus menekankan pentingnya pemahaman. ”Karena pemahaman adalah kombinasi antara upaya memperbanyak masukan melalui pancaindra dan pengetahuan yang sudah dimiliki".



Bagaimana mengoptimalkan kecerdasan anak? Para orang tua harus meningkatkan cara belajar, membaca, dan mengulang. Misalnya, untuk memperkenalkan cara membaca, ibu membantu anak dengan memberi garis di bawah kata-kata yang penting, meminta anak membaca dengan suara keras dan menjelaskan makna bacaannya.
Selain itu, orang tua juga mengenalkan strategi, mengambil keputusan yang rasional, mencetuskan ide selancar mungkin, midmapping, meningkatkan perbendaharaan kata-kata, berpikir sambil membayangkan, humor, berpikir kritis, dan bermain.
Tujuannya untuk menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan, karena struktur otak belahan kiri dan kanan mempunyai tugas yang berbeda.
Kenapa perlu menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan? Agar anak bisa membaca lancar dengan pemahaman penuh, menulis secara kreatif, mengeja, mengingat, mendengar, berpikir sekaligus pada saat yang sama atau menjadi juara pada cabang olahraga tertentu. Semua itu dibutuhkan koordinasi otak kiri dan kanan dengan baik serta terlatih.
Tetapi menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan bisa pula melalui kebiasaan. misalnya dengan menikmati musik dan kesenian, menikmati warna, ruang dan bentuk, menghargai kreativitas dan menghargai kepekaan perasaan.
Menurut dr Andre Meaza mengatakan bahwa masa usia dini merupakan periode emas untuk melakukan proses stimulasi aktif melalui proses pengindraan dengan tujuan membentuk wiring system. ”Tahapan awal kehidupan anak merupakan tahapan penting karena anak sudah mampu menerima keterampilan dan pengajaran sebagai dasar pengetahuan dan proses berpikir.”
Andre juga menjelaskan, separuh perkembangan intelektual anak berlangsung sebelum memasuki usia 4 tahun. Justru perkembangan kognitif usia 17 tahun merupakan akumulasi perkembangan dari anak lahir.
Menurut dr. Andre, anak berusia 0-4 tahun memiliki perkembangan kognitif sebesar 50%, 4-8 tahun sebesar 30% dan 9-17 tahun sebesar 20%. ”Memang perkembangan otak sebelum usia 1 tahun lebih cepat, tetapi kematangan otak berlangsung sesudah anak lahir,” katanya.
Dia mengingatkan bahwa pengaruh lingkungan awal pada perkembangan otak akan berdampak lama. Oleh karena itu, anak yang mendapat stimulasi lingkungan yang baik, fungsi otaknya akan berkembang lebih baik

Ruang Lingkup IQ meliputi: 
• Kapasitas umum seseorang untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu.
• Berhubungan dengan penalaran / berfikir.
• Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993).


PENGUKURAN / KLASIFIKASI IQ :
• Very Superior : 130 –
• Superior : 120 – 129
• Bright normal : 110 – 119
• Average : 90 – 109
• Dull Normal : 80 – 89
• Borderline : 70 – 79
• Mental Defective : 69 and bellow



CIRI KHAS IQ (INTELLEGENCE QUOTIEN) :
• Logis
• Rasional
• Linier
• Sistematis





EQ (EMOTIONAL QUOTIENT)



Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan.
Daniel Goleman, seorang profesor dari Universitas Harvard menjelaskan bahwa ada ukuran/patokan lain yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Dalam bukunya yang terkenal, Emotional Intelligence, membuktikan bahwa tingkat emosional manusia lebih mampu memperlihatkan kesuksesan seseorang.
Intelligence Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir dengan kondisi IQ sedang, maka IQ-nya tidak pernah bisa bertambah maupun berkurang. Artinya, jika seseorang terlahir dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup, percuma saja dia mencoba dengan segala cara untuk mendapatkan IQ yang superior (jenius), begitu pula sebaliknya. Tetapi, Emotional Quotient(EQ) dapat dikembangkan seumur hidup dengan belajar.
Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:
  • empati (memahami orang lain secara mendalam)
  • mengungkapkan dan memahami perasaan
  • mengendalikan amarah
  • kemandirian
  • kemampuan menyesuaikan diri
  • disukai
  • kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan
  • kesetiakawanan
  • keramahan
  • sikap hormat


Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan emosi kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh yang baik. Agar anak memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, orang tua harus mengajar anaknya untuk :
  • membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis
  • bekerja dalam kelompok secara harmonis
  • berbicara dan mendengarkan secara efektif
  • mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)
  • mengatasi masalah dengan teman yang nakal
  • berempati pada sesama
  • memecahkan masalah
  • mengatasi konflik
  • membangkitkan rasa humor
  • memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit
  • menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri
  • menjalin keakraban
Jika seseorang memiliki IQ yang tinggi, ditambah dengan EQ yang tinggi pula, orang tersebut akan lebih mampu menguasai keadaan, dan merebut setiap peluang yang ada tanpa membuat masalah yang baru.



Ruang Lingkup EQ (Emotional Quotient): 
• Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola
   emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (Daniel Goldman).
• Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (Peter Salovely & John Mayer).
• Emosi adalah letupan perasaan seseorang. 



ASPEK EQ (SALOVELY & GOLDMAN)
1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).
2. Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).
3. Kemampuan memotivasi diri.
4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.
5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).



EQ TINGGI
• Berempati.
• Mengungkapkan dan memahami perasaan.
• Mengendalikan amarah.
• Kemandirian.
• Kemampuan menyesuaikan diri.
• Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
• Kesetiakawanan.
• Keramahan.
• Sikap hormat.



SQ (SPIRITUAL QUOTIENT)
• Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri.
• Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada
   nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus N. Germanto, 2001).
• Paul Edwar, SQ adalah bukti ilmiah ketika anda merasakan keamanan (SECURE), kedamaian (PEACE),
   penuh cinta (LOVED), dan bahagia (HAPPY).



CIRI-CIRI SQ TINGGI
• Menurut Dimitri Mahayana (Agus Nggermanto, 2001):
a. Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
b. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
c. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
d. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.


CQ (CRETIVITY QUOTIENT)



KECERDASAN KREATIVTAS
• Potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan
   teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya
• Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta dan berkreasi, tidak ada satupun pernyataan yang dapat
   diterima secara umum mengenai mengapa suatu kreasi itu timbul.


Ciri-ciri kreativitas menurut Guil Ford :
a. KELANCARAN : Kemampuan memproduksi banyak ide.
b. KELUWESAN : Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan jalan pemecahan masalah.
c. KEASLIAN : Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai hasil pemikiran sendiri.
d. PENGURAIAN : Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
e. PERUMUSAN KEMBALI : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.



Cara Memunculkan Gagasan Kreatif :
1. Kuantitas gagasan : Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk memperoleh gagasan yang baik dan kreatif.
2. Teknik brainstorming : Teknik ini cenderung  menghasilkan gagasan baru yang orisinil untuk menambah jumlah gagasan konvensional yang ada.



Cara Memunculkan Gagasan Kreatif
3. Sinektik : Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan.
4. Memfokuskan tujuan : Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat.



AQ (ADVERSITY QUOTIENT)
KECERDASAN DALAM MENGHADAPI MASALAH
• Kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
• Menurut Stoltz, AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh  mana sikap, kemampuan dan kinerja seseorang terwujud di dunia.


Macam-Macam AQ
• AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti) : tingkatan AQ paling rendah, menyerah ketika
   menghadapi kesulitan hidup.
• AQ Tingkat “Campers” (Orang yang Berkemah) : campers adalah AQ tingkat bawah.
• AQ Tingkat “Climbers” (Orang yang Mendaki) : climbers adalah pendaki sejati.


Intellgence Quotient (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. Dengan demikian, hal ini berkaitan dengan keterampilan berbicara, kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan matematika. IQ mengukur kecepatan kita untuk mempelajari hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlibat dalam proses berpikir, bekerja dengan angka, berpikir abstrak dan analitis, serta memecahkan permasalahan dan menerapkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Jika IQ kita tinggi, kita memiliki modal yang sangat baik untuk lulus dari semua jenis ujian dengan gemilang, dan meraih nilai yang tinggi dalam uji IQ.
Emosional Quotient (EQ) mempunyai dua arah dan dua dimensi, arah ke dalam (personal) berarti sebuah kesadaran diri (self awareness), penerimaan diri (self acceptance), dan hormat diri (self respect), dan penguasaan diri (self mastery) dan arah keluar (interpersonal) berarti kemampuan memahami orang (to understand others), menerima orang (to accept others), mempercayai orang (to trust others), dan mempengaruhi orang (to influence others).
Spiritual Quotient (SQ) intinya adalah transendensi, yaitu proses penyeberangan, pelampauan, penembusan makna yang lazim, khususnya dari wilayah material ke wilayah spiritual, dan dari bentuk yang kasar ke bentuk yang sublime. Dalam hal ini hidup bukan semata-mata untuk memperoleh materi semata akan tetapi harus betul-betul dihayati sebagai serangkaian amal bagi sesama manusia dan beribadah kepada Tuhan. Sehingga tidak cukup jika kita hanya mengandalkan kecerdasan intelegensi dan emosional saja. Mempertebal iman dan taqwa kita akan membangun budi dan akhlak mulia sehingga segala sesuatu yang kita lakukan semata-mata mohon perkenan dan ridho Tuhan, sehingga apa yang kita kerjakan akan terasa bermakna, nikmat, dan kita lakukan penuh dengan suka cita, tanpa keterpaksaan belaka.
Adversitas Quotient (AQ), pernah dengar? Menurut kamus adversity berarti kemalangan, kesulitan, dan penderitaan. AQ disini adalah kecerdasan kita pada saat menghadapi segala kesulitan tersebut. Beberapa orang mencoba untuk tetap bertahan menghadapinya, sebagian lagi mudah takluk dan menyerah. Dengan demikian kecerdasan adversitas adalah sebuah daya kecerdasan budi-akhlak-iman manusia menundukkan tantangan-tantangannya, menekuk kesulitan-kesulitannya, dan meringkus masalah-masalahnya sekaligus mengambil keuntungan dari kemenangan-kemenangan itu.







Pandai Membina Hubungan dengan Anggota Tim

Beginilah cara anda mengetahui apakah anda telah membangun hubungan-hubungan yang mantap dengan sesama anggota tim. Carilah kelima karakteristik berikut dalam hubungan-hubungan tim anda:



1. Sikap Menghargai
Dalam soal hubungan-hubungan, segalanya dimulai dengan sikap menghargai, dengan hasrat menghargai sesama. Penulis tentang hubungan antar manusia, Les Giblin, mengatakan, “anda tidak bisa membuat sesama anda merasa penting di hadapan anda kalau diam-diam anda menganggapnya bukan siapa-siapa”.

Yang lucu tentang sikap menghargai adalah bahwa anda hendaknya menunjukkannya kepada sesama, bahkan sebelum mereka melakukan apapun yang layak anda hargai, hanya karena mereka itu sesama manusia. Tetapi sekaligus, anda hendaknya selalu siap-siap mengupayakan agar dihargai oleh sesama anda. Dan anda akan paling cepat dihargai di dalam kesulitan.


2. Pengalaman Bersama
Sikap menghargai dapat meletakkan landasan bagi suatu hubungan baik, tetapi itu saja belum cukup. Anda tidak mungkin membina hubungan dengan seseorang yang tidak anda kenal. Dibutuhkan pengalaman bersama di antara rekan-rekan satu tim dengan berjalannya waktu. Dan itu tidak selalu mudah dicapai. Umpamanya, ketika Brian Billick, pelatih juara Super Bowl 2001, Baltimore Ravens, ditanya tentang kemungkinan timnya mengulang sukses mereka, ia berkomentar bahwa itu akan sangat sulit. Mengapa? Karena 25 hingga 30 persen dari timnya berubah setiap tahunnya. Pemain-pemain baru belum memiliki pengalaman bersama dengan timnya, yang dibutuhkan untuk meraih sukses.

3. Kepercayaan
Ketika anda menghargai sesama dan anda lewatkan cukup waktu dengan mereka untuk mengembangkan pengalaman bersama, anda siap mengembangkan kepercayaan. Seperti yang telah saya tulis dalam artikel lain “21 Hukum Kepemimpinan Sejati”, kepercayaan adalah landasan dari kepemimpinan. Kepercayaan juga penting bagi semua hubungan yang baik. Pujangga Skotlandia, George MacDonald, mengatakan, “Dipercayai adalah pujian yang lebih besar daripada dikasihi”. Tanpa kepercayaan, anda takkan dapat mempertahankan hubungan apapun.

4. Sikap Timbal Balik
Hubungan-hubungan pribadi yang bertepuk sebelah tangan takkan langgeng. Kalau yang satu selalu menjadi pemberi sementara yang lain selalu menjadi penerima, ujung-ujungnya hubungan mereka akan putus. Demikian juga halnya dengan hubungan-hubungan dalam sebuah tim. Agar sebuah tim dapat membangun dan meningkatkan hubungan-hubungan,harus ada yang memberi dan menerima, sehingga semua orang menerima dan memberi.

5. Sama-Sama Senang
Ketika hubungan-hubungan bertumbuh dan mulai menjadi mantap, pihak-pihak yang terlibat mulai senang terhadap satu sama lain. Kebersamaan dapat mengubah bahkan tugas-tugas yang tidak menyenangkanpun menjadi pengalaman-pengalaman yang positif. Umpamanya, saya bukanlah tipe orang yang senang antri. Tetapi terkadang, ketika teman saya, “a”, berencana mengerjakan tugas-tugasnya, saya akan menemaninya hanya karena saya ingin bersama dengannya. Dialah rekan satu tim saya yang nomor satu, dan tak ada satu orangpun di dunia ini dengan siapa saya ingin melewatkan waktu saya selain teman saya. Kami sama-sama diuntungkan. Ia menyelesaikan tugasnya, dan saya dapat melewatkan waktu bersamanya.

Agar lebih pandai membina hubungan dengan rekan-rekan satu tim, anda perlu:
  Ø Fokus pada sesama ketimbang pada diri sendiri
  Ø Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat
  Ø Berbagi pengalaman
  Ø Buatlah sesama anda merasa istimewa