Pada masa remaja yaitu remaja yang berusia 15-20 tahun adalah sebuah masa
atau proses peralihan. Masa remaja adalah masa transisi atau sering kita sebut
juga sebagai masa yang rentan akan setiap hal dan situasi di sekitarnya. Pada
masa transisi ini, seorang remaja mudah sekali untuk terkena gangguan pada
jiwanya. Oleh sebab itu harus mendapatkan perhatian khusus, baik dari dirinya
sendiri maupun orang yang ada di sekitarnya seperti orang tua.
Seringkali remaja pada masanya merasa minder, dikucilkan dan diremehkan.
Hal-hal inilah yang membuat masalah sepele menjadi sebuah pergumulan besar
baginya. Sehingga kemudian, seorang remaja berusaha untuk mencari jati dirinya.
Pemuda pemudi Kristen mempunya jati diri yang tinggi. Jati diri pemuda-pemudi
Kristiani seperti Tuhan Yesus, yang mempunyai sifat dan sikap yang baik. Masih
ingatkah kau akan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Dan pada ayatnya yang ke 23
yang terakhir berbunyi tentang penguasaan diri. Dalam hal ini berkaitan sekali
dengan masa remaja yang sedang merasakan cinta.
Soal cinta itu terkadang merupakan hal yang rumit tapi terkadang juga
merupakan hal yang sangat mudah bagi seseorang menjalaninya. Yang seringkali
dilupakan oleh remaja adalah cinta kepada orang tua. Yang sering dikatakan oleh
seorang remaja yaitu mengalami suatu kebencian terhadap orang tuanya sendiri
“Aku benci mama.” lalu, bagaimana ia bisa menghargai, mengasihi dan mencintai
orang lain kalau dia saja membenci orang tuanya?
Seorang remaja biasanya sudah mulai merasakan jatuh cinta kepada lawan
jenisnya. Dan seringkali melihat lawan jenis dari fisik padahal tahukah kamu
bahwa seganteng-gantengnya atau secantik-cantiknya pacar kita, ia tidak akan
bisa menolong kita dalam setiap hal. Yang bisa menolong kita dalam setiap hal
adalah Tuhan. Sekarang ini, dengan apakah seorang anak muda mempertahankan
kelakuannya? Jawabannya adalah dengan Firman Tuhan. Karena segala sesuatu yang
bersumber dari Allah itu baik adanya. Karena itu cinta itu bukan asal-asalan.
Harus berdasarkan apa yang Tuhan kehendaki bagi kita.
Berpacaran mempunyai resiko yang tinggi apalagi untuk anak yang masih
sekolah. Pendoa syafaat yang ada di Guning Putih yaitu Billy Graham mengatakan,
“Kalau jadi mahasiswa lebih baik tidak pacaran.” Karena kalau misalnya 2 orang yang sedang pacaran
berada pada 1 kampus, akan terjadi kecemburuan satu sama lain bila pasangannya
sedang berada di dekat cowok atau cewek lain. Selain itu, pengertian pacaran pada masa remaja
lebih dominan kepada pertemanan di mana ada masa saling mengenal satu sama
lain. Sehingga pacaran adalah berteman.
Dalam berpacaran, kita harus dapat mencari yang seiman. Karena jika tidak
seiman, maka akan banyak masalah yang terjadi pada hubungan keluarganya, berupa
perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya mengenai keyakinan yang
mereka ikuti. Selain itu juga hal itu dilarang dalam agama. Dalam 2 Korintus
6:14 juga dikatakan, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang
dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara
kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan
gelap?”
0 comments:
Post a Comment