Beginilah cara anda mengetahui apakah anda telah membangun hubungan-hubungan yang mantap dengan sesama anggota tim. Carilah kelima karakteristik berikut dalam hubungan-hubungan tim anda:
1. Sikap Menghargai
Dalam soal hubungan-hubungan, segalanya dimulai dengan sikap menghargai, dengan hasrat menghargai sesama. Penulis tentang hubungan antar manusia, Les Giblin, mengatakan, “anda tidak bisa membuat sesama anda merasa penting di hadapan anda kalau diam-diam anda menganggapnya bukan siapa-siapa”.
Yang lucu tentang sikap menghargai adalah bahwa anda hendaknya menunjukkannya kepada sesama, bahkan sebelum mereka melakukan apapun yang layak anda hargai, hanya karena mereka itu sesama manusia. Tetapi sekaligus, anda hendaknya selalu siap-siap mengupayakan agar dihargai oleh sesama anda. Dan anda akan paling cepat dihargai di dalam kesulitan.
2. Pengalaman Bersama
Sikap menghargai dapat meletakkan landasan bagi suatu hubungan baik, tetapi itu saja belum cukup. Anda tidak mungkin membina hubungan dengan seseorang yang tidak anda kenal. Dibutuhkan pengalaman bersama di antara rekan-rekan satu tim dengan berjalannya waktu. Dan itu tidak selalu mudah dicapai. Umpamanya, ketika Brian Billick, pelatih juara Super Bowl 2001, Baltimore Ravens, ditanya tentang kemungkinan timnya mengulang sukses mereka, ia berkomentar bahwa itu akan sangat sulit. Mengapa? Karena 25 hingga 30 persen dari timnya berubah setiap tahunnya. Pemain-pemain baru belum memiliki pengalaman bersama dengan timnya, yang dibutuhkan untuk meraih sukses.
3. Kepercayaan
Ketika anda menghargai sesama dan anda lewatkan cukup waktu dengan mereka untuk mengembangkan pengalaman bersama, anda siap mengembangkan kepercayaan. Seperti yang telah saya tulis dalam artikel lain “21 Hukum Kepemimpinan Sejati”, kepercayaan adalah landasan dari kepemimpinan. Kepercayaan juga penting bagi semua hubungan yang baik. Pujangga Skotlandia, George MacDonald, mengatakan, “Dipercayai adalah pujian yang lebih besar daripada dikasihi”. Tanpa kepercayaan, anda takkan dapat mempertahankan hubungan apapun.
4. Sikap Timbal Balik
Hubungan-hubungan pribadi yang bertepuk sebelah tangan takkan langgeng. Kalau yang satu selalu menjadi pemberi sementara yang lain selalu menjadi penerima, ujung-ujungnya hubungan mereka akan putus. Demikian juga halnya dengan hubungan-hubungan dalam sebuah tim. Agar sebuah tim dapat membangun dan meningkatkan hubungan-hubungan,harus ada yang memberi dan menerima, sehingga semua orang menerima dan memberi.
5. Sama-Sama Senang
Ketika hubungan-hubungan bertumbuh dan mulai menjadi mantap, pihak-pihak yang terlibat mulai senang terhadap satu sama lain. Kebersamaan dapat mengubah bahkan tugas-tugas yang tidak menyenangkanpun menjadi pengalaman-pengalaman yang positif. Umpamanya, saya bukanlah tipe orang yang senang antri. Tetapi terkadang, ketika teman saya, “a”, berencana mengerjakan tugas-tugasnya, saya akan menemaninya hanya karena saya ingin bersama dengannya. Dialah rekan satu tim saya yang nomor satu, dan tak ada satu orangpun di dunia ini dengan siapa saya ingin melewatkan waktu saya selain teman saya. Kami sama-sama diuntungkan. Ia menyelesaikan tugasnya, dan saya dapat melewatkan waktu bersamanya.
Agar lebih pandai membina hubungan dengan rekan-rekan satu tim, anda perlu:
Ø Fokus pada sesama ketimbang pada diri sendiri
Ø Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat
Ø Berbagi pengalaman
Ø Buatlah sesama anda merasa istimewa
1. Sikap Menghargai
Dalam soal hubungan-hubungan, segalanya dimulai dengan sikap menghargai, dengan hasrat menghargai sesama. Penulis tentang hubungan antar manusia, Les Giblin, mengatakan, “anda tidak bisa membuat sesama anda merasa penting di hadapan anda kalau diam-diam anda menganggapnya bukan siapa-siapa”.
Yang lucu tentang sikap menghargai adalah bahwa anda hendaknya menunjukkannya kepada sesama, bahkan sebelum mereka melakukan apapun yang layak anda hargai, hanya karena mereka itu sesama manusia. Tetapi sekaligus, anda hendaknya selalu siap-siap mengupayakan agar dihargai oleh sesama anda. Dan anda akan paling cepat dihargai di dalam kesulitan.
2. Pengalaman Bersama
Sikap menghargai dapat meletakkan landasan bagi suatu hubungan baik, tetapi itu saja belum cukup. Anda tidak mungkin membina hubungan dengan seseorang yang tidak anda kenal. Dibutuhkan pengalaman bersama di antara rekan-rekan satu tim dengan berjalannya waktu. Dan itu tidak selalu mudah dicapai. Umpamanya, ketika Brian Billick, pelatih juara Super Bowl 2001, Baltimore Ravens, ditanya tentang kemungkinan timnya mengulang sukses mereka, ia berkomentar bahwa itu akan sangat sulit. Mengapa? Karena 25 hingga 30 persen dari timnya berubah setiap tahunnya. Pemain-pemain baru belum memiliki pengalaman bersama dengan timnya, yang dibutuhkan untuk meraih sukses.
3. Kepercayaan
Ketika anda menghargai sesama dan anda lewatkan cukup waktu dengan mereka untuk mengembangkan pengalaman bersama, anda siap mengembangkan kepercayaan. Seperti yang telah saya tulis dalam artikel lain “21 Hukum Kepemimpinan Sejati”, kepercayaan adalah landasan dari kepemimpinan. Kepercayaan juga penting bagi semua hubungan yang baik. Pujangga Skotlandia, George MacDonald, mengatakan, “Dipercayai adalah pujian yang lebih besar daripada dikasihi”. Tanpa kepercayaan, anda takkan dapat mempertahankan hubungan apapun.
4. Sikap Timbal Balik
Hubungan-hubungan pribadi yang bertepuk sebelah tangan takkan langgeng. Kalau yang satu selalu menjadi pemberi sementara yang lain selalu menjadi penerima, ujung-ujungnya hubungan mereka akan putus. Demikian juga halnya dengan hubungan-hubungan dalam sebuah tim. Agar sebuah tim dapat membangun dan meningkatkan hubungan-hubungan,harus ada yang memberi dan menerima, sehingga semua orang menerima dan memberi.
5. Sama-Sama Senang
Ketika hubungan-hubungan bertumbuh dan mulai menjadi mantap, pihak-pihak yang terlibat mulai senang terhadap satu sama lain. Kebersamaan dapat mengubah bahkan tugas-tugas yang tidak menyenangkanpun menjadi pengalaman-pengalaman yang positif. Umpamanya, saya bukanlah tipe orang yang senang antri. Tetapi terkadang, ketika teman saya, “a”, berencana mengerjakan tugas-tugasnya, saya akan menemaninya hanya karena saya ingin bersama dengannya. Dialah rekan satu tim saya yang nomor satu, dan tak ada satu orangpun di dunia ini dengan siapa saya ingin melewatkan waktu saya selain teman saya. Kami sama-sama diuntungkan. Ia menyelesaikan tugasnya, dan saya dapat melewatkan waktu bersamanya.
Agar lebih pandai membina hubungan dengan rekan-rekan satu tim, anda perlu:
Ø Fokus pada sesama ketimbang pada diri sendiri
Ø Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat
Ø Berbagi pengalaman
Ø Buatlah sesama anda merasa istimewa
0 comments:
Post a Comment